5 Wisatawan Tersengat Ubur-Ubur Beracun Di Pantai Gunung Kidul


Lima wisatawan di Pantai Sepanjang, Tanjungsari, Gunungkidul menjadi korban sengatan ubur-ubur beracun yang kerap disebut Impes, Minggu (17/9). Kelimanya terkena sengatan di bagian kaki.


Kepala SAR Satlinmas Gunungkidul wilayah II, Surisdiyanto mengatakan kelima korban adalah Sumedi (35) warga Ngrasak, Magelang, Jawa Tengah, Naura Palupi (10), Galih (12) yang merupakan warga Semarang, Yoga Pratama (14) dan Kesya (9) yang merupakan warga Ngrasak, Magelang.

"Kejadian pertama terjadi sekitar pukul 07.30 WIB. Saat itu korban Naura Palupi dan Galih tengah bermain-main air di bibir Pantai Sepanjang. Saat sedang asyik bermain, tiba-tiba korban mengeluhkan sakit di bagian kaki. Kedua korban yang masih anak-anak itu kemudian merasakan panas dan juga sesak napas," jelas Surisdiyanto saat dihubungi, Minggu (17/9).

Mendapat laporan dari warga, lanjut Surisdiyanto, tim SAR pun segera melakukan evakuasi. Korban kemudian dibawa ke Pos SAR Pantai Sepanjang untuk mendapatkan perawatan sementara.

"Kejadian kedua terjadi setelahnya pada pukul 11.30 WIB, tiga orang wisatawan lainnya menjadi korban sengatan Impes. Mereka kami bawa ke Pos SAR untuk diberikan pertolongan," papar Surisdiyanto.

Surisdiyanto mengungkapkan kejadian wisatawan tersengat Impes ini bukan kali pertama terjadi. sebelumnya sudah banyak wisatawan yang terkena sengatan Impes.


"Bulan-bulan ini memang banyak sekali ubur-ubur beracun terdampar di kawasan wisata di pesisir selatan. Akibatnya banyak wisatawan yang menjadi korban. Mereka (wisatawan yang tersengat Impes) rata-rata mengeluhkan sakit di bagian kaki, lalu merasakan panas, mual dan sesak napas," urai Surisdiyanto.

Surisdiyanto menyampaikan pihak SAR sudah berulangkali mengingatkan wisatawan agar tdak bermain air saat berwisata ke pantai. Tetapi masih banyak wisatawan yang melanggar hal tersebut.

"Kami sudah melakukan tindakan preventif, agar kejadian wisatawan tersengat impes tidak kembali lagi terjadi. Kami sudah memasang rambu larangan. Tetapi masih banyak wisatawan yang tak peduli larangan itu dan melanggarnya," tutup Surisdiyanto. 

0 comments: