Aceh Membutuhkan Hutan Untuk Konservasi Gajah

Aceh Membutuhkan Hutan Untuk Konservasi Gajah
Aceh Membutuhkan Hutan Untuk Konservasi Gajah

Konflik satwa Gajah dan masyarakat Aceh terus meningkat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Hutan yang semakin sempit akibat pembalakan liar atau illegal logging, membuat Gajah Sumatera kehilangan habitatnya. Akibatnya terjadi konflik antara gajah dan manusia.


Padahal sebelumnya, hampir tidak pernah terdengar ada Gajah yang mengamuk hingga mengobrak-abrik perkebunan warga atau mengganggu pemukiman. Akan tetapi, sekarang setiap saat terjadi konflik satwa hingga berujung banyak gajah yang dibunuh.

Staf ahli WWF Indonesia, Sunarto mengaku, Aceh butuh kawasan konservasi gajah untuk meminimalisir terjadi konflik satwa. Dia mengajak pemain film Filosofi Kopi, Chico Jericho untuk bersama-sama mengkampanyekan penyelamatan satwa dilindungi itu. Aceh hingga saat ini belum memiliki kawasan taman nasional dan hutan yang cocok untuk konservasi gajah.

"Sayangnya Aceh saat ini belum ada kawasan yang dikhususkan untuk gajah, seperti Lampung ada 2 taman nasional dikhususkan untuk gajah," kata Sunarto, Selasa (15/8) di Banda Aceh.

Kebanyakan taman nasional dan tempat konservasi di Aceh berada di daerah terjal. Tentunya hutan seperti itu tidak ideal untuk habitat gajah.

"Tempat-tempat yang datar yang bagus untuk gajah sekarang sedang terancam konversi, bila tidak dipikirkan secepat mungkin kondisi ini semakin buruk, dua pihak bisa rugi, makanya kita mencari solusi dan memahami masalah," jelasnya.


Aceh merupakan daerah populasi Gajah Sumatera terbanyak dari sejumlah provinsi lainnya di Sumatera. Saat ini ada sekitar 500-an gajah masih tersisa di hutan Aceh.

Terjadinya kerusakan hutan akhir-akhir ini semakin tak terkontrol, hingga mengancam habitat Gajah. Bila ini terus dibiarkan, maka keberadaan Gajah Sumatera terancam punah karena berkonflik dengan manusia.

Medio 2017, sudah ada 4 ekor gajah dewasa tewas di Aceh, 1 janin gajah keguguran dan 1 anak gajah yang mati dalam perawatan setelah ditemukan terpisah dari induknya di hutan Aceh Timur. Anak gajah tewas dalam perawatan saat ditemukan mengalami gizi buruk.

Kasus terakhir seekor gajah jantan ditemukan tewas di perkebunan warga Desa Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, Senin (17/7). Gajah itu diperkirakan sudah tewas beberapa hari lalu dengan kondisi gading yang hilang.

Di lokasi yang sama pada 18 Februari 2016, juga ditemukan gajah mati. Saat ditemukan, gading gajah masih utuh panjang 1 jengkal. Diperkirakan, usia gajah 17 tahun dilihat dari gading yang sudah tumbuh sepanjang 20 cm. Di tubuh hewan bertubuh besar ini pun tidak ditemukan bekas luka atau benturan lainnya.

0 comments: