Warga Beragama Muslim Dapat Menjadi Pejabat di Negara Mayoritas Kristen Georgia

Warga Beragama Muslim Dapat Menjadi Pejabat di Negara Mayoritas Kristen Georgia
Warga Beragama Muslim Dapat Menjadi Pejabat di Negara Mayoritas Kristen Georgia

Seusai memberikan surat kepercayaan dari Presiden Joko Widodo, Duta Besar Indonesia untuk Ukraina, Armenia dan Georgia Yuddy Chrisnandi bertemu dengan Asosiasi Muslim Georgia. Pertemuan yang dilangsungkan pada Jumat (26/5) itu sekalian untuk menunaikan ibadah salat Jumat.

Di negara dengan mayoritas penduduk beragama Kristen itu, muslim Georgia hidup damai tanpa ada penindasan dari agama lain. Usai melaksanakan salat Jumat di Masjid Jumah, Tbilisi, Yuddy berdialog dengan Syeikh Georgia Haji Ramin Igidov yang didampingi Mufti Georgia Timur Haji Iasin Aliev.

Pertemuan itu membahas hubungan antarumat beragama di Georgia yang harmonis, serta dukungan pemerintah negara kepada komunitas muslim. Disampaikan juga dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tidak pernah ada kasus diskriminasi pada muslim. Beberapa pejabat di pemerintahan bahkan merupakan muslim, termasuk sejumlah Anggota Parlemen dan Deputi Menteri. 

"Saya mendapati perkembangan Islam di Georgia sangat bagus. Toleransi antar agama di sini terjalin dengan baik," sebut Yuddy. 

"Pemerintah Georgia memberikan dukungan dengan memberikan ruang untuk agama islam berkembang dengan baik. Saya merinding saat berdiskusi dengan Haji Igidov, Syeikh Georgia, Islam sedang berkembang pesat di daratan eropa, bukan tidak mungkin Islam berkembang besar seperti dulu kala, sebagai agama rahmatan lil'alamin," imbuh dia. 

Syekh Georgia dan Mufti Georgia Timur menyatakan Georgia memiliki sejarah toleransi beragama yang panjang. Selama berabad-abad, komunitas muslim, Kristen Ortodoks, Katolik, dan Yahudi hidup berdampingan satu sama lain dan memiliki rumah ibadah berdekatan di satu wilayah.

Warga Beragama Muslim Dapat Menjadi Pejabat di Negara Mayoritas Kristen Georgia
Warga Beragama Muslim Dapat Menjadi Pejabat di Negara Mayoritas Kristen Georgia

Penduduk Muslim Georgia dinyatakan berada pada kisaran sepuluh hingga sebelas persen dari seluruh penduduk Georgia, atau lebih dari 400.000 jiwa. Sebagian besar dari mereka merupakan Etnis Azeri, Adjari (Etnis Georgia Muslim), Avar, maupun Persia (Iran).

Asosiasi Muslim Georgia didirikan pada 2011, sebelumnya menginduk pada Asosiasi Muslim Kaukasus yang berpusat di Azerbaijan, dan sejak 2014, mendapatkan pendanaan dari Pemerintah Georgia dan bantuan negara lain, terutama Iran, Turki, dan Azerbaijan.

Asosiasi Muslim Georgia bergerak dalam bidang pendidikan Islam dan memiliki lebih dari 400 imam. Para imam tersebut memberikan pendidikan agama kepada masyarakat, bahkan terdapat program khusus untuk memberikan pendidikan agama kepada para narapidana muslim di Lapas dengan dukungan Pemerintah Georgia. 


Asosiasi tersebut juga melakukan penerbitan dan penerjemahan literatur Islam ke Bahasa Azeri dan Georgia, termasuk terjemahan Al-Quran.

Dubes Yuddy sangat menghargai penerimaan yang hangat dari Asosiasi Muslim Georgia dan menyampaikan undangan bagi Asosiasi Muslim Georgia untuk mengunjungi Indonesia yang memiliki penduduk Muslim terbesar di dunia. 

Yuddy menegaskan, ia berkomitmen untuk memfasilitasi kontak dan kerja sama antara Asosiasi Muslim Georgia dengan Organisasi Islam di Indonesia.

"Potensi kerjasama ekonomi antara pengusaha muslim Indonesia-Georgia bisa kita gali lebih dalam. Asosiasi muslim Georgia sudah membukakan pintu selebar-lebarnya untuk kita menjalin hubungan saling menguntungkan. Tinggal bagaimana kita mengolahnya sebagai sebuah hubungan masa depan," ucapnya.

"Pengusaha muslim Indonesia tentu tertarik akan hal ini. Saya akan memikirkan bagaimana makanismenya agar pengusaha kita dengan mudah masuk ke pasar mereka. Segera akan saya tindaklanjuti," pungkasnya.

0 comments: