Bos Bea Cukai : Batas Bea Masuk Barang RI Lebih Tinggi Daripada Negara Lainnya

Bos Bea Cukai : Batas Bea Masuk Barang RI Lebih Tinggi Daripada Negara Lainnya

Direktur Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan, Heru Pambudi mengatakan, barang yang dipungut bea masuk merupakan barang yang dibeli dari luar negeri dengan batas nilai di atas USD 250 per orang dan atau USD 1.000 untuk keluarga.

Heru menjelaskan, aturan tersebut merupakan aturan lama dan sudah dilaksanakan sejak lama. "Itu juga sama seperti yang sebelum-sebelumnya jadi tidak ada perintah baru atau perintah khusus untuk mencari-cari kesalahan orang lain, tidak ada. Yang kita lakukan adalah sama seperti yang sebelum-sebelumnya," kata Heru saat ditemui dalam sebuah acara di Grand Hyatt, Rabu (20/9).

Menurut Heru, aturan ini mengatakan bahwa untuk barang-barang yang dibeli di luar negeri yang nilainya melebihi batas ketentuan tersebut maka atas kelebihannya itu dikenakan pajak impor.

Dalam penilaian Heru, Indonesia termasuk paling tinggi dibanding negara-negara lain baik di Asia maupun di Eropa dalam menerapkan nilai barang kena bea masuk.

"Saya perlu kasih gambaran untuk Malaysia adalah berkisar USD 125, artinya maksimal USD 125 kena pajak. Arab dan Kamboja menerapkan rata-rata USD 50 . Sedangkan beberapa negara yang lain menerapkan sistem yang sedikit berbeda yaitu tergantung dari pada usia kalau di atas 15 tahun dibedakan dengan yang di bawah 15 tahun. Untuk Kanada, Amerika dan Singapura penerapannya didasarkan pada lama mereka atau seseorang bepergian ke luar negeri," ungkapnya.

Selain itu, ada beberapa negara yang menerapkan aturan dibawa dengan apa benda tersebut ke dalam negeri, apakah dengan pesawat komersil penumpang atau pesawat pribadi.

"Dengan demikian maka posisi atau faktor diskon di Indonesia tentunya kalau kita bandingkan dengan yang gambaran tadi sangatlah moderat, tidak lebih ada yang lebih tinggi dari Indonesia," pungkasnya.